Rabu, 19 Juni 2019

Alasan Porsi Nasi Padang Lebih Banyak Saat Dibungkus



Siapa suka makan nasi Padang? si kolesterol yang lezat. Yes, hidangan rendang khas Minang nya selalu masuk dalam daftar kuliner terlezat di dunia. Saking mendunia sampai ada lagunya lho ‘Goyang Nasi Padang’.

Ada yang merhatiin gak kalau beli nasi padang, dipastikan porsi take away akan lebih banyak dibanding makan di tempat, ya kan?
Namun apakah kamu tau kalau membeli nasi Padang untuk dibawa pulang alias dibungkus ternyata porsi yang diberikan lebih banyak ketimbang kita memakannya di tempat? Yap, hal ini merupakan kebiasaan warga Minang dan dilakukan oleh seluruh restoran Padang di Nusantara. Kalau dibungkus,nasinya pasti lebih banyak.


Berikut alasan dan sejarah dibalik kebiasaan tersebut:

1.   Solidaritas Pribumi
Ketika jaman penjajahan Belanda hanya kalangan elite seperti keluarga kerajaan dan para petinggi Vereenigde Oostindische Compagnie yang dapat menikmati masakan padang di rumah makan. Namun para pengusaha pemilik rumah makan Padang memiliki rasa empati serta solidaritas pada banyak warga pribumi yang melakukan kerja paksa sebagai buruh. Uang yang dimiliki para pribumi dari hasil kerja paksa masih terlalu sedikit untuk dapat membeli satu porsi nasi Padang. Sehingga para pemilik restoran Padang mengakali hal tersebut dengan cara membungkus makanan agar orang pribumi juga dapat menikmati kuliner daerahnya sendiri. Porsi nasi juga diperbanyak sebagai bentuk solidaritas sesama warga pribumi yang melakukan kerja paksa kasar seperti kuli bangunan dimana membutuhkan tenaga usai bekerja keras.

2.   Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera)
Masyarakat adat di Sumatera Barat menyebut restoran Padang dengan rumah makan Ampera yang merupakan singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat. Latar belakang pemberian singkatan tersebut berawal ketika Indonesia mengalami kesulitan ekonomi berkepanjangan sehingga memengaruhi stabilitas harga bahan pokok makanan. Kemudian para pemilik rumah makan Padang sengaja memberikan porsi nasi lebih banyak bagi para pembeli yang ingin dibungkus agar nantinya dapat berbagi makanan dengan keluarganya di rumah. Lagi-lagi ini soal solidaritas masyarakat Minang yang memang dikenal cukup solid hingga kini.

3.   Alasan "Tambuah Ciek"
Anggapan modern mengatakan jika porsi lebih sedikit diberikan pada pembeli yang memilih makan di restoran karena mereka dapat kembali meminta tambahan nasi. Berbeda ketika nasi dibungkus karena pembeli tidak mungkin kembali ke rumah makan untuk sekedar meminta tambahan nasi. 


Di Jakarta sendiri misalnya, ada patokan berapa centong nasi (centong ini terbuat dari batok kelapa) untuk pengunjung yang pesan take away. Jadi seperti sudah ada patokan banyaknya nasi untuk dibungkus. Besarnya akan lebih bagus jika nasinya sekian centong. Jadi memikirkan estetikanya juga.  Oleh karena itu, mereka yang nasinya dibawa pulang pasti akan mendapat beberapa 'bonus'. Jika pesannya nasi dan ayam, akan mendapatkan 'bonus' seperti kuah kari, sayur nangka, daun singkong rebus, sambal hijau. Karena kalau nasinya banyak dan lauknya cuma satu, sepertinya ada yang kurang. Orang Padang paham betul itu. Meski begitu, kebijakan penambahan harga berbeda di setiap rumah makan padang. Ada restoran yang tidak menerapkan penambahan harga untuk nasi yang dibungkus, ada pula sebaliknya. Bukan begitu uni, uda?

Jadi kamu, mau makan nasi padang di tempat atau dibawa pulang? 


1 komentar:

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    BalasHapus

Alasan Porsi Nasi Padang Lebih Banyak Saat Dibungkus

Siapa suka makan nasi Padang? si kolesterol yang lezat. Yes, hidangan rendang khas Minang nya selalu masuk dalam daftar kuliner terleza...