Postingan ini berawal dari secuil perdebatan suami istri yang kemudian menjalar menjadi kerusuhan antar manusia dimuka bumi. Mereka semua terpecah menjadi dua aliran, yaitu:
- Aliran bubur ayam tanpa kacang
- Aliran bubur ayam dengan kacang
Dan kemudian kedua aliran itu terbagi lagi menjadi dua kubu, yaitu:
- Kubu bubur ayam tidak diaduk
- Kubu bubur ayam harus di aduk
dan kamu termasuk aliran kubu yang mana?
Bubur ayam adalah salah satu jenis kuliner yang banyak penggemarnya. Makanan ini biasanya disantap ketika masih panas di pagi hari. Ya, memang bubur ayam ini cocok jadi menu sarapan pekerja kantoran dan anak sekolah.
Bubur ayam versi aliran 1 (bubur ayam tanpa kacang)
Aku termasuk orang yang menganut paham ini, karena menurut aku (mewakili teman-teman yang suka makan bubur ayam tanpa kancang), kacang adalah perusak harmoni rasa bubur ayam dan tidak ada gunanya.
Nah, pelengkap bubur seperti bawang goreng, tongcai (sayuran yang diasinkan, bentuknya seperti potongan kecil berwarna coklat, daun seledri dan cakwe itu pantas bercampur dengan rasa suwiran daging ayam.
Bawang goreng punya aroma yang wangi.
Tongcai nyaman digigit dan punya rasa asin yang kuat, melengkapi rasa samar dari bubur.
Daun bawang dan seledri punya keharuman, sensasi segar serta warna hijau nya yang bikin bubur ayam kelihatan cantik.
Cakwe, gurih dan empuk
Tapi kacang? Coba deh kamu makan sesendok bubur ayam dengan tambahan tadi dan sertakan kacang diatasnya, yang kamu rasakan itu malah rasa kacang yang dominan, udah gitu keras pula, merusak ritme, karena semua cita rasa bahan pelengkap sirna karena kacang.
Emang sih paling cuma 1 2 kacang yg dimakan di sendoknya tapi tetap aja ganggu kenikmatan makan. Selain merusak rasa, seperti lagi enak makan bubur tiba-tiba kruk, ada yang keras sendiri.
Gak jelas π¨
Bubur ayam versi aliran 2 (bubur ayam dengan kacang)
nah kalau ini nih, suami aku banget. Doi bisa makan bubur ayam dengan kacang yang melimpah, yang menurut aku sih itu bukan bubur ayam lagi tapi bubur kacang π
Menurutnya, bubur ayam dengan kacang justru membuat bubur ayam begitu nikmat.
Kacang justru membuat bubur ayam jadi kaya. Tekstur yang paling lembut sampai yang paling keras bisa dirasakan dalam satu sendok saja, belum tentu ada makanan lain yg seperti ini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Padahal namanya bahan pelengkap ya terserah selera aja kan ya. Apalagi untuk makanan majemuk kayak bubur ayam. Jangankan soal kacang, cara penyajiannya aja ada macam-macam.
Ada yang bumbunya pakai kuah kaldu dan kecap manis lalu diberi sate.
Ada juga yang topping-nya pake telur mentah
Ada bubur ayam yang diatasnya ditaburin keju yang banyak, dan gak pake kerupuk tapi pake stik keju.
Malah ada yang daging ayamnya gak ditabur diatas bubur, tapi kecampur sama buburnya.
Jadi menurut aku nih, bubur ayam aja ada banyak macamnya, pengen pakai bahan apa kek, gak ada yang benar dan salah. Karena ini soal selera. Jadi untuk apa maksain kehendak selera kita ke orang lain, iya kan?
Dan itulah keistimewan bubur ayam, semua sama enaknya walau bahan-bahannya beragamπ
Nah, yang jadi perdebatan sengit selanjutnya bagi kamu penggemar bubur adalah lebih suka meratakan topingnya / mengaduknya atau gak diaduk?
Orang memang bisa beda pendapat soal ini. Sebab, ada sensasi rasa berbeda katanya jika memilih salah satu dari cara makan bubur ayam tersebut.
Mengaduk bubur adalah cara untuk memadukan semua rasa yang terpisah-pisah. Itulah yang bikin bubur ayam jadi enak dan lebih mantap (versi suamiku).
tapi menurut aku sih kalau diaduk bentuknya gak beraturan, jadi gak enak dilihat. Rasanya bukan berpadu tapi malah acak-acakan.
Lalu muncul pertanyaan dari suami ku (sebagai penganut aliran makan bubur ayam harus diaduk):
"terus kalau gak diaduk, nanti ada toppingnya udah abis tapi buburnya masih ada gimana? mana enak makan bubur tanpa topping!"
Lalu aku menjawab: "justru itu seninya, kita perlu perhitungan, supaya setiap piece of topping bisa dimakan sampai buburnya habis".
"Kalau bubur ayam memang dibuat untuk tidak diaduk, bubur dan toppingnya pasti disajikan terpisah" jawab suamiku berusaha memataahkan argumenku.
Begitu seterusnya tanpa menemui titik temu wkwkwkw π
Aku dan suami memang tidak pernah bisa sejalan tentang si bubur ayam ini. Bagaimana dengan kamu? Kamu masuk tim yang mana? π
Lalu muncul pertanyaan dari suami ku (sebagai penganut aliran makan bubur ayam harus diaduk):
"terus kalau gak diaduk, nanti ada toppingnya udah abis tapi buburnya masih ada gimana? mana enak makan bubur tanpa topping!"
Lalu aku menjawab: "justru itu seninya, kita perlu perhitungan, supaya setiap piece of topping bisa dimakan sampai buburnya habis".
"Kalau bubur ayam memang dibuat untuk tidak diaduk, bubur dan toppingnya pasti disajikan terpisah" jawab suamiku berusaha memataahkan argumenku.
Begitu seterusnya tanpa menemui titik temu wkwkwkw π
Aku dan suami memang tidak pernah bisa sejalan tentang si bubur ayam ini. Bagaimana dengan kamu? Kamu masuk tim yang mana? π
Tidak ada komentar:
Posting Komentar