Kenapa Namanya Polisi Tidur?

Berawal dari obrolan ringan bareng Kakak Haisa tentang cita-cita. Katanya si Kakak Haisa kalau udah besar mau jadi dokter dan nanti adek Haidar jadi polisi. 'Tapi masa polisinya boboan aja sih bu?' tanya Kakak tiba-tiba dan sekita itu juga gue langsung mikir kenapa dinamain polisi tidur yak. Langsunglah mikir keras mencari jawaban sebelum si Kakak nanya ke emaknya perihal tersebut karena akhir-akhir ini si Kakak sering ngasih pertanyaan yang bikin emaknya kebingungan ngejawab hahaha 😆🙏 

Di Indonesia sendiri jamak kita mendengar sebutan ‘Polisi Tidur’. Yaitu tanda untuk para pengguna jalan supaya berhati-hati. Oleh sebuah keputusan Menteri Perhubungan tanda ini dibuat sebagai alat pengendali dan pengaman bagi para pemakai jalan. Ini tentu aja supaya kendaraan yang lewat berjalan lambat. Biasanya tanda ini ada di kompleks perumahan, atau jalan-jalan sempit. Terus kira-kira orang Amerika menamai polisi tidur ini apa ya? Ternyata bukan ‘sleeping policeman’ ya hahaha. Mereka menyebutnya sebagai ‘Speed Bump’ (ada juga yang menyebutnya Speed Hump). Dengan tujuan yang sama tentunya yaitu untuk memperlambat kecepatan kendaraan yang akan melewatinya. 

Polisi tidur biasanya dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju atau kecepatan kendaraan dan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jalan, ketinggiannya juga diatur. Khususnya di malam hari, polisi tidur dilengkapi dengan marka jalan dengan garis serong berwarna putih atau kuning yang kontras sebagai pertanda. 

Tapi gak tau kenapa kita menamainya polisi tidur yaa. Malahan banyak di bikin jokes lho. Ada yang positif, katanya itu adalah penggambaran betapa hebatnya polisi kita dalam rangka menjaga masyarakat sampai rela harus tidur-tiduran di jalan demi menjaga keamanan berlalu lintas. Ada juga yang bikin jokes negatif, mereka bilang karena polisi kita itu males, makanya mereka melakukan tugas sambil tidur-tiduran. Ini cuma jokes yaa, jadi kalau ada polisi yang baca tulisan ini jangan maraah 😆🙏