Senin, 22 Januari 2018

Drama Ibu Baru


Minggu, 12 Juli 2105 pukul 14.55 adalah hari aku terlahir menjadi seorang ibu. Ya..ibu dari bayi kecil yang lucu bernama Haisa. Haisa Hanania Wijaya. Haisa artinya anak perempuan. Hanania artinya yang diberkahi seperti bulan kelahirannya, tepat saat bulan Ramadhan - bulan yang penuh berkah. Sedangkan Wijaya adalah nama akhir dari suamiku. Jadi Haisa Hanania Wijaya adalah anak perempuan dari Harun Wijaya yang (insya allah) diberkahi Allah. Aamiin..

Baby Haisa lahir secara normal di rumah bersalin dengan bantuan tiga bidan, karena jadwal dokter datangnya malam, tapi baby Haisa udah gak sabar mau ketemu mama, jadi lahirnya dibantu ibu bidan aja deh πŸ˜€

Beruntungnya aku dengan proses kelahiran baby Haisa yang amat sangat mudah dan cepat ini, seperti doa yang selalu aku minta agar persalinanku normal, cepat dan mudah Dan selesai berjuang diruang bersalin, aku dipindahkan diruang rawat yang sudah berisikan dua mahmud (mama muda) yang menjalani proses melahirkan secara caesar. Ruang rawat yang aku tempati ini berisi enam tempat tidur tapi hanya ada tiga orang mamah muda termasuk aku. Satu mahmud terpisah dua ranjang dariku, melahirkan bayi laki-laki yang merupakan anak keduanya, tapi si mahmud tetap saja grogi dengan kelahiran anak keduanya ini. Katanya "sudah lama gak ngurus bayi jadi lupa" πŸ˜„ Satu mahmud lainnya berada di ujung ranjang disisi lain ruang rawat yang merupakan ibu baru dari bayi laki-laki. Dan kedua sedang menyusui bayi mereka.

Sejak awal aku dan suami memang menginginkan baby Haisa mendapat ASI ekslusif, jadi bayi rooming in (rawat gabung) dan kita bisa bobo bareng deh. Tapi karena ruang rawat ini dicampur dengan mahmud lainnya jadi ya gak ada privasi sama sekali. Dan inilah awal mula ke-stres-an ku bermula. Semasa hamil aku selalu mencari tau informasi mengenai proses melahirkan tapi aku gak sama sekali mencari tau tentang ASI, tentang bagaimana menyusui, tentang apa yang harus dilakukan jika ASI tidak keluar. Ini yang aku sesalkan. Aku benar-benar menyesal gak punya ilmu sama sekali tentang ASI. 

Sebagai ibu baru aku merasa serba salah, karena ASIku gak keluar sama sekali. Proses menyusui ini membuatku tertekan, dan mengeluarkan banyak sekali keringat padahal posisiku tepat dibawah AC tapi tetap aja aku banjir keringat. Aku ingat, aku menghabisan 1 pack besar tissu dengan cepat, kemudian menggantinya dengan handuk kecil ditambah tak henti suamiku mengipasiku.

Untuk memposisikan bayi menyusui secara benar saja sudah susah buatku, bahkan aku meminta bidan untuk membantu memposisikan baby Haisa dipangguanku, dan aku sempat bilang bahwa ASI ku gak keluar, tapi bidan "bilang coba aja terus". Mencoba menyusui baby Haisa benar-benar membuatku mandi keringat, dan ini mulai membuatku stres karena bukan ASIku yang keluar melainkan keringat yang tak henti mengalir, terlebih dengan adanya ucapan dari keluarga dua mahmud teman sekamarku yang datang berkunjung. Mereka bilang "kasian bayinya kalau gak minum", "udah kasih sufor aja", "nanti bayinya dehidrasi lho kalau gak dikasih minum", "nanti bayinya kuning lho" dan semua ucapan yang menyudutkan aku. Ucapan-ucapan menyudutkan itu aku dengar sepanjang hari dihari pertamaku menjadi seorang ibu karena tak henti-henti keluarga dua mahmud itu datang berkunjung, berbeda orang tapi selalu mengatakan hal yang menyudutkanku tentang sufor karena ASIku yang gak keluar. Aku benar-benar stres dan jelas merasa tersudut, tertekan. Aku merasa bodoh, masa netein anak aja gak bisa 😭



Foto Iss Tea.
     Haisa Hanania Wijaya

Malamnya, baby Haisa tidur denganku ditemani suami tercinta yang juga sama sekali tidak membekali diri untuk mejadi bapak baru. Baby Haisa termasuk anteng, gak seperti dua bayi lainnya, yang dikit-dikit nangis. Lucunya, saat satu bayi menangis, diikuti tangisan bayi lainnya, baby Haisa tetep cool aja tuh tidur anteng, tapi pas baby Haisa nangis, ia pun langsung diikuti tangisan bayi lainnya, dan setelah dua temannya menangis, baby Haisa malah berhenti nangis (kan rusuh) πŸ˜…

Malam itu pun jadi malam yang berat buatku, saat satu mahmud sedang mempompa ASInya yang terus-terusan tumpah dan mahmud lainnya demam karena payudaranya penuh  tak terhisap bayinya, sementara aku sedang berusaha mengeluarkan ASI yang tak kunjung keluar. Dan ada pula ibu hamil yang baru datang menanti proses kelahiran yang tak henti-henti mengaduh kesakitan.

Keesokan harinya, dipagi hari pas suami ku ijin pulang untuk mandi, aku ikut-ikutan mahmud lainnya yang jemur baby nya dihalaman depan rumah bersalin. Ya, aku benar-benar meniru apa yang dilakukan para mahmud itu. Aku lihat baby meraka dijemur dengan dilepas kain bedongnya dan dibuka sedikit bajunya, aku pun mengikutinya. Selesai berjemur, aku kembali ke kamar tapi gak bisa nge-bedong balik baby Haisa hahaha jadi akhirnya aku minta tolong bidan 😁

Setelah itu mama datang dan keluarga dua mahmud lainnya pun datang dan kembali memberondongku tentang pembahasan ASI. Dan karena di cecar terus menerus tentang ASI yang tak kunjung keluar, kondisi baby Haisa yang dikhawatirkan kekurangan cairan karena sejak lahir kemarin belum mendapat asupan ASI, aku pun memutuskan memberikan sufor untuk Haisa. Karena ketidaktahuan ku tentang ASI akhirnya aku meminta bidan untuk memberikan sufor untuk Haisa. Kemudian aku diminta mengisi form pernyataan bahwa pihak keluarga bayilah yang meminta diberikan susu formula. Jadilah dihari kedua baby Haisa minum sufor, mungkin sekitar 20 ml itu pun gak abis. 

Sekitar jam 9 dan jam 10, dua mahmud pulang, dan aku mulai merasa sedikit tenang karena tidak mendengar ocehan-ocehan yang menyudutkanku. Aku tetap berusaha meyusui Haisa, tetap membuat ku berkeringat. Aku  coba terus dengan alat pompa ASI karena aku penasaran kok gak keluar-keluar sih ASIku. Sore hari aku, aku pulang kerumah. Ya, karena untuk yang menjalani persalinan secara normal, hanya satu hari perawatan dan kemudian boleh pulang, berbeda dengan merereka yang melakukan persalinan melalui operasi caesar, bisa sampai 3-4 hari perawatan baru boleh pulang.

Dirumah, aku kembali googling tentang ASI, dan aku amat sangat menyesal kenapa baru sekarang aku cari tau tentang ASI, kenapa kemarin hanya fokus pada proses melahirkan saja. Aku coba memompa ASIku karena aku masih kesulitan menyusui baby Haisa langsung,  ASIku hanya keluar sedikit dan berwarna kuning pekat, dari hasil googling mengatakan bahwa itu adalah kolostrum, cairan berwarna kekuningan yang keluar pertama kali sebelum ASI. Bahagia rasanya karena akhirnya payudaraku mengeluaran cairan walaupun hanya sedikit, dan itu pun gak ada setengah sendok tapi aku tetep senang luar biasa, jadi sejak itu aku mengASIhi baby Haisa dengan bantuan sendok. Sedikit demi sedikit ASIku mulai keluar, mulai dari seujung sendok sampe akhirnya luber tak terbendung. 


Segala artikel tentang ASI aku baca satu persatu, dan kemudian aku dapat menyimpulkan bahwa secara teori bahwa bayi lahir masih mendapatkan cadangan makanan dari tubuh Ibu dan mampu bertahan hidup hingga 3×24 jam. Jadi, gak perlu buru-buru diberi sufor, Disitu aku merasa beruntung bahwa kemarin Haisa hanya minum sufor sedikit, jadi masih ada peluang untuk proses ASI eksklusif seperti yang aku dan suami inginkan. Namun pada masa tersebut, bayi memang harus segera disusui terlepas apakah ASI-nya keluar atau enggak. Karena pada dasarnya selama masa tersebut ASI pasti keluar dalam bentuk kolostrum walau dalam jumlah sangat sedikit (sehingga susah mengetahui dan mengukur berapa banyaknya). Produksi ASI yang masih sangat sedikit ini memang telah diatur oleh oleh alam, disesuaikan dengan keadaan tiap-tiap bayi. Dalam tubuh bayi baru lahir, masih banyak terdapat cairan diluar sel, sehingga ia tidak memerlukan air dalam jumlah yang banyak di hari-hari pertamanya. Sedangkan setelah 3 atau 4 hari, cairan diluar sel tubuh bayi sudah berkurang, maka bayi memerlukan cairan lebih banyak untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Jadi, saking sedikitnya ASI keluar, orang berasumsi gak keluar padahal yang benar ya keluar dan langsung ditelan bayi sesuai yang diperlukan bayi. Begitu moms..



Dan karena Haisa masih sering tidur walau sudah aku bagunin setiap dua jam sekali untuk menyusui tetep aja ASIku luber, payudaraku sampe bengkak diukuran maksimal, jangankan dipompa, disentuh aja sakit. Sakit banget. Sampai akhirnya aku demam hahhaha gak keluar ASI stress, ASI luber malah demam. Gak jelas πŸ˜…

Seiring jam terbang yang semakin meningkat, kesusahan saat menyusui berganti menjadi profesional tingkat excelentπŸ™Œ Moms, produksi ASI setiap orang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan baby kita. Jadi gak bisa tuh dibanding-bandingin dengan ASI moms lainya. Dan yang terpenting dalam kelancaran produksi ASI itu sendiri terletak pada pemikiran moms sendiri. Jadi berpikirlah positif, jangan denger omongan yang negatif. Karena tingkat stress moms sangat berpengaruh pada produksi ASI. So, be happy moms dan selamat begadang mengASIhi baby πŸ˜™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Porsi Nasi Padang Lebih Banyak Saat Dibungkus

Siapa suka makan nasi Padang? si kolesterol yang lezat. Yes, hidangan rendang khas Minang nya selalu masuk dalam daftar kuliner terleza...